News
Tradisi Hindu, dan Kilas Balik Kedatangan Migran Bali ke Pulau Lombok
Jumat, 04 Maret 2022, 16:25 WITA
Beritalombok.com
Ngayah, Tradisi Gotong Royong Khas Bali yang Mampu Tingkatkan Toleransi
Setelah permukiman, Kerajaan Bali juga membangun rumah ibadah, Pura Meru yang hingga kini menjadi Pura terbesar di Lombok. Tidak lama setelah pembangunan Pura Meru, Raja Karangasem membangun istana di pusat pemerintahannya yang disebut Puri Ukir Kawi.
Kawasan Cakranegara memiliki tata ruang yang disesuaikan pula dengan adat kebiasaan dan kepercayaan Hindu-Bali. Tata ruang kota yang terdiri dari blok-blok kota yang dihubungkan oleh jalur-jalur yang teratur dan rapi.
Semasa pemerintahan, Kerajaan Karangasem di Pulau Lombok muncul beberapa kerajaan-kerajaan kecil Hindu-Bali seperti Kerajaan Pagesangan, Kerajaan Pagutan, Kerajaan Singasari, dan Kerajaan Mataram.
Di samping kompleks perumahan (karang), istana (puri), Pura Meru dan Taman Mayora, dibangun pula beberapa pura-pura lain yang dilengkapi dengan landscape pertamanan yang luas dan indah.
Baca juga:
Tradisi Maulid Adat Bayan di Lombok Utara
Pura Narmada dengan taman Narmada, Pura Lingsar yang terletak di dalam Taman Lingsar, Pura Suranadi dengan Taman Suranadi adalah beberapa warisan Raja Bali yang kini menjadi bagian dari ikon pariwisata di Mataram dan Lombok Barat.
Konsep Tri Hita Karana melandasi pembangunan landscape pertamanan sebagai bagian inherent dari tempat pemujaan. Tri Hita Karana bermakna: menjalin hubungan yang selaras dan seimbang antara manusia dengan penciptanya, manusia dengan sesama makhluk, dan manusia dengan alam.
“Keharmonisan ketiga hubungan ini tercermin dengan kebersamaan umat Hindu dalam menyelenggarakan aktivitas pemujaan kolektif di dalam pura, dan memelihara alam yang mengelilingi pura,” pungkas Erni.
Penulis : bbn/lom
Jumat, 04 Maret 2022
Jumat, 04 Maret 2022
Jumat, 04 Maret 2022
Jumat, 04 Maret 2022
Jumat, 04 Maret 2022
Jumat, 04 Maret 2022
Jumat, 04 Maret 2022
Jumat, 04 Maret 2022
Polling Dimulai per 1 September 2022