News
Tradisi 'Betetulaq' untuk Menolak Bala, Sudah Ada Sejak Abad XVI
Kamis, 11 Agustus 2022, 09:24 WITA
beritalombok.com
Iringan pemuda pemudi itu disertai dengan permainan musik tradisional khas Sasak yakni musik Gule Gending. Alat musik gule gending tersebut dikreasikan dengan cara dipadukan dengan gendang, rincik, suling atau seruling, pepetuk serta gong dalam gamelan pada umumnya
Salah satu yang menarik dari acara yang berlangsung sekitar 2 jam tersebut adalah, sajian dalam dulang tersebut harus dari unsur sayur mayur dan olahannya. Tidak boleh ada makanan dari unsur hewan, kecuali telur.
Upacara adat tersebut dirangkai dengan berbagai prosesi adat selama empat hari berturut - turut. Di antaranya, pemandian keris pusaka warisan leluhur, pembacaan hikayat asal penciptaan manusia yang dijuluki Tepal Adam, serta berbagai ritus lainnya yang memiliki nilai sakral yang cukup tinggi.
Betetulaq adalah salah satu nilai kearifan lokal yang telah ada sejak masuknya Islam di Lombok yang dibawa oleh Sunan Prapen pada masa berjayanya Kerajaan Selaparang.
Pada waktu itu Sunan mendidik enam santri, salah satunya Ratu Ambiyak yang kemudian bermukim di wilayah Kerekok atau di Rembiga Timur saat ini.
Sebelum adanya Rembiga, kawasan disini dijuluki Dusun Krekok. Jadi dahulu ketika agama Islam masuk di pulau Lombok pada pertengahan abad XVI, yakni sekitar tahun 1566 silam. Prabu Rangkesari selaku Raja Selaparang yang menerima agama ini sebagai agama “Negara” (Kerajaan, red).
Sementara para utusan ulama yang membawa dan menyebar ajaran Islam di kawasan tersebut bernama Ratu Ambia’. Ini disebutkan dalam sebuah takepan yang berbunyi tilar negara lan krekok bunyinya dalam takepan silsilah Kemangse.
Prosesi yang diahiri dengan rangkaian makan bersama atau Begibung, dengan dulang yang sudah dipersiapkan sebelumnya itu merupakan bentuk ikatan kentalnya persaudaraan serta harmonisasi masyarakat.
Ritual adat Betetulaq di Kota Mataram, Selasa (9/8) tersebut diikuti oleh enam lingkungan yang ada dalam satu kelurahan tersebut. Adapun keenam kelurahan itu masing-masing Rembiga Gegutu Timur, Gegutu Barat, Rembiga Dasan Lekong, Rembiga Timur, Barat dan Rembiga Utara. Dan merupakan ritual adat yang dilaksanakan sekali dalam setahun.
Penulis : bbn/tim
Editor : Robby
Kamis, 11 Agustus 2022
Kamis, 11 Agustus 2022
Kamis, 11 Agustus 2022
Kamis, 11 Agustus 2022
Kamis, 11 Agustus 2022
Kamis, 11 Agustus 2022
Kamis, 11 Agustus 2022
Kamis, 11 Agustus 2022
Polling Dimulai per 1 September 2022