News
Obat Langka, Peternak Disarankan Pakai Herbal Atasi Wabah PMK
Senin, 13 Juni 2022, 21:35 WITA
beritalombok.com
Sapi jenis eksotis atau sapi berbadan besar seperti simmental, diakui lebih rentan terinfeksi PMK dibandingkan sapi lokal atau sapi Bali.
“Yang lebih rentan itu sapi eksotis, sedangkan kalau sapi Bali yang banyak di sini itu lebih kuat dari serangan PMK,” tutup Muslih.
Baca juga:
Kementan Pantau Kasus PMK di Lombok Tengah
Sementara itu, melihat banyaknya jumlah kasus dan penambahan yang terus terjadi, Pemerintah Provinsi NTB mencanangkan penggunaan dana belanja tidak terduga (BTT) dari APBD untuk penanganan wabah tersebut.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB, Ahmad Nur Aulia menerangkan beberapa waktu lalu pihaknya sudah mengajukan status wabah di daerah. Kemudian sudah ada jawaban diberikan dari pusat, di mana per 9 Juni 2022 juga telah dikeluarkan Inmendagri Nomor 33/2022 terkait izin daerah melakukan pergeseran dana BTT untuk penanganan kasus PMK.
“Ini dana BTT yang dialihkan (digunakan, Red). Kalau dana BTT kan ada aturannya, salah satu penetapan status dulu. Tetapi oleh Inmendagri ini diberikan ruang menggunakan dana BTT yang dialihkan untuk PMK,” ungkap Ahmad, Senin (13/6).
Menurutnya, adanya Inmendagri 33/2022 membuka peluang besar menggenjot penanganan kasus PMK yang terjadi di NTB, khususnya Pulau Lombok.
Memang berdasarkan ketentuan untuk bisa daerah menggunakan dana BTT tersebut, maka NTB perlu dinyatakan sebagai daerah wabah. Sampai saat ini pihaknya terus mengadvokasi dan mencari jalan keluar serta dukungan agar pengendalian PMK dapat dilakukan dengan maksimal.
Penulis : bbn/tim
Editor : Robby
Senin, 13 Juni 2022
Senin, 13 Juni 2022
Senin, 13 Juni 2022
Senin, 13 Juni 2022
Senin, 13 Juni 2022
Senin, 13 Juni 2022
Senin, 13 Juni 2022
Senin, 13 Juni 2022
Polling Dimulai per 1 September 2022