News

Jelang Lebaran Topat di Lombok, Rekayasa Lalu Lintas Dilakukan

 Sabtu, 07 Mei 2022, 10:20 WITA

https://beritabali.com/assets/posting/berita_220705100501_JelangLebaranTopatdiLombok,RekayasaLalulintasDilakukan.jpg

IKUTI BERITALOMBOK.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Beritalombok.com, Lombok Barat. 

Antisipasi kepadatan arus jelang pengamanan Lebaran Topat, Senin (9/5) ini, Ops Ketupat Rinjani 2022 Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Mataram mulai melakukan sejumlah rekayasa lalu lintas.

Khususnya di jalur menuju Senggigi, Kecamatan Batu Layar, dan Jalur Lingkar Selatan. Rekayasa tersebut dilakukan untuk menjaga situasi lalu lintas yang lancar dan aman.

Kapolresta Mataram melalui Kasat Lantas, Kompol Bowo Tri Handoko SE SIK mengatakan, untuk rekayasa lalu lintas di jalur akan dilakukan melihat kondisi kepadatan lalu lintas. Saat ini yang telah dilakukan adalah rekayasa lalu lintas arah ke Senggigi, Kecamatan Batulayar dan jalur Lingkar Selatan. 

Jalur jembatan pertama Meninting yang mengarah dari arah Senggigi ke Ampenan akan ditutup dan arus lalu lintas dari arah Senggigi dapat melalui jalur jembatan ke dua dan dapat diberlakukan dua jalur. 

”Arus lalu lintas dari jalan Ireng Raya wajib belok kiri ke arah selatan dan bagi masyarakat yang melalui jalur Meninting diimbau untuk berhati-hati dalam berlalu lintas,” tandasnya, Sabtu (7/5). 

Pihaknya pun akan mengalihkan kepadatan arus lalu lintas melalui jalur alternatif Simpang 3 Kebon Roek melalui jalan Adi Sucipto, Rembiga ke arah Gunungsari. 

“Begitupun arus yang masuk kota maupun masuk ke jalur lingkar selatan di Bundaran Jempong akan diberlakukan sistim buka tutup ke tempat-tempat obyek wisata menjelang lebaran Topat nantinya," ujarnya.

Selain rekayasa lalu lintas, dalam rangka rangkaian pelaksanaan Operasi Ketupat Rinjani Tahun 2022, polisi juga mengamankan beberapa objek wisata menjelang Lebaran Topat. 

Kapolresta Mataram melalui Wakapolresta, AKBP Syarif Hidayat SH SIK  mengatakan, bahwa kegiatan dilakukan untuk mengecek kesiapan personel dalam mengamankan sejumlah kawasan objek wisata diantaranya yakni Pantai Gading, Pantai Mapak Indah, Pantai Loang Baloq, Taman Narmada, Pemandian Aik Nyet dan Sesaot, Taman Wisata Suranadi serta Taman Wisata Gunung Jae

”Hari ini kita tugaskan di 2 (tiga) Pos Pantau, 1 (satu) Pos Terpadu dan 5 (lima) titik lokasi obyek wisata sebanyak 121 personel yang dilibatkan termasuk personel Ops Ketupat Rinjani 2022 di beberapa Pospam sesuai wilayah pengamanannya,” jelasnya.

Lebaran Topat merupakan sebuah tradisi yang dilaksanakan masyarakat suku Sasak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Lebaran Topat berlangsung seminggu setelah hari raya Idulfitri dan telah menyelesaikan puasa syawal selama enam hari.

Seusai prosesi acara di Makam Batu Layar, Lombok Barat, biasanya para peziarah berwisata sekaligus membuka bekal penganan berupa ketupat, lauk-pauk, dan sayur-mayur. Ketupat sebanyak 1.000 buah dan sayur-mayur yang diusung dalam acara Lebaran Topat itu juga turut disantap.

Dilansir beberapa sumber, tradisi Lebaran Topat atau Lebaran Ketupat ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Masyarakat Indonesia masih mempertahankan tradisi leluhurnya itu sampai sekarang.
 

Pada pagi hari sejak pukul 07.00 WITA, lazimnya masyarakat berziarah ke makam. Selain memanjatkan doa mereka berebutan mencuci muka dan kepala dengan air di atas makam.

Mereka juga berwisata di pantai bersama keluarga dan kerabat. Melengkapi perayaan syukur ini mereka membawa bekal yang berupa ketupat, pelalah ayam, daging, opor telur, pakis, paku, urap-urap, dan plecing kangkung yang kemudian dimakan beramai-ramai.

Saat Lebaran Topat ada ketupat berbentuk segi empat sebagai menu makan utama. Selain mengucapkan rasa syukur, Lebaran Topat pun momen refleksi menjauhkan diri dari nafsu kebendaan dan membersihkan batin dari sikap dengki dan iri hati.

Ritual beseraup atau membasuh muka dengan air saat Lebaran Topat memberi makna bahwa tindakan tersebut merupakan cara untuk membersihkan kotoran yang melekat di wajah. Jika wajah dan hatinya bersih, maka orang itu tidak akan sakit baik secara fisik maupun mental.

Lebaran Topat dapat menjadi otokritik dan introspeksi bagi manusia untuk mengenal kembali jati dirinya setelah menempuh perjalanan hidup selama satu tahun yang banyak diwarnai dosa individual dan dosa sosial. Pepatah Sasak mengatakan “dendek ipuh pantok gong” (tak usah segan memukul atau membunyikan gong).

Dari pepatah tersebut mengingatkan manusia agar mengoreksi diri, di antaranya terbuka terhadap saran dan kritik orang lain. Lebaran Topat juga menunjukkan adanya nilai kebersamaan.

Penulis : bbn/lom






TERPOPULER


Hasil Polling Calon Gubernur NTB 2024

Polling Dimulai per 1 September 2022


Trending Terhangat