News
Polisi Dalami Kasus Yang Menewaskan Pelajar di Desa Sondosia
Jumat, 08 Oktober 2021, 16:15 WITA
beritabali.com/ist/Polisi Dalami Kasus Yang Menewaskan Pelajar di Desa Sondosia
Saat anggota melakukan evakuasi terhadap pelaku untuk dibawa ke ruangan IGD RSU Sondosia, masyarakat melakukan penyerangan. Sehingga pada akhirnya, pelaku tewas dihajar massa.
“Pelaku tewas dihajar massa, yakni di halaman RSU Sondosia,” ungkap Kabag OPS.
Sementara itu, jenazah pelaku kasus berdarah di Desa Sondosia, Kecamatan Bolo, Bima ditolak dimakamkan di TPU desa setempat. Hal itu sesuai permintaan keluarga para korban dan warga setempat. Hingga saat ini, jenazah pelaku masih di RSUD Kota Bima.
Kepala Desa (Kades) Sondosia, Jauhari Irfani menyampaikan, keluarga korban dan warga tidak menerima jenazah pelaku karena masih luka dengan peristiwa pembantaian secara membabi buta yang dilakukan oleh pelaku.
“Keluarga korban dan warga menolak jenazah pelaku dikubur di Sondosia. Karena masih luka dengan kasus pembacokan hingga merenggut nyawa salah satu korban atas nama Yanti (12) yang masih pelajar SMP,” ujar Kades Sondosia, Rabu malam (6/10).
Kata Kades, selain di Sondosia, didatangi keluarga dekat pelaku di desa lain tidak berani menerima jenazah pelaku untuk dimakamkan karena alasan tertentu.
“Alasan penolakan pemakaman jenazah pelaku di TPU Sondosia karena pihak keluarga korban masih luka dan karena ada alasan lain,” terangnya.
Cerita Kades, sebelumnya pelaku pernah kesandung hukum di negara jiran Malaysia. Saat itu terlibat kasus pembunuhan dan divonis oleh pihak pengadilan di Malaysia dengan hukuman mati.
“Namun karena pertimbangan hakim ada surat dari keluarga dan Pemdes Sondosia yang menyatakan bahwa pelaku alami gangguan jiwa. Sehingga masa hukumannya dikurangi dan selanjutnya dia ditahan di Hospital Sentosa Negara Malaysia,” ucapnya.
Usai bebas di Malaysia, dia dibawa oleh KBRI hingga ke Mataram dan selanjutnya dari Mataram ke Bima dijemput salah satu keluarga dekatnya.
“Pelaku belum genap dua tahun kembali ke desa asal. Yakni karena tersandung kasus pembunuhan di Malaysia,” jelasnya.
Sambung Kades, pelaku merupakan guru ngajinya korban atas nama Sri Yanti (14). Walau demikian, iblis telah merasukinya hingga membunuh korban dengan sadis.
“Kita hanya berdo’a supaya tidak muncul masalah baru akibat dari peristiwa ini. Semoga semua warga luluh hatinya menerima masalah ini sebagai ujian,” tutup Kades.
Penulis : bbn/lom
Jumat, 08 Oktober 2021
Jumat, 08 Oktober 2021
Jumat, 08 Oktober 2021
Jumat, 08 Oktober 2021
Jumat, 08 Oktober 2021
Jumat, 08 Oktober 2021
Jumat, 08 Oktober 2021
Jumat, 08 Oktober 2021
Polling Dimulai per 1 September 2022