Hukrim
Modus Hafalkan Pancasila
17 Siswa SD Alami Pelecehan Seksual dari Guru
Selasa, 16 Agustus 2022, 20:31 WITA
beritalombok.com
Sebanyak 17 orang siswa mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oknum guru kontrak di salah satu SD di Kecamatan Tanjung, Lombok Utara. Dengan dalih menghafalkan Pancasila, pelaku memanggil satu per satu anak-anak ke dalam ruang kelas.
M inisial pelaku, diduga telah melakukan pelecehan seksual kepada belasan siswanya. Hal ini terungkap usai salah satu orang tua siswa melaporkan kejadian tersebut ke pihak sekolah.
Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Dinas Sosial Lombok Utara, Tri Nuril Fitri mengakui kejadian tersebut. Menurutnya, aksi pelaku berinisial M ini sudah terjadi lama bahkan hingga empat bulan yang lalu.
Hanya saja, aksi itu baru terungkap usai belakangan ada korban baru yang melaporkan kejadian itu ke orang tuanya. Alhasil dari pengakuan tersebut justru menguap jika korban tidak hanya satu, melainkan 17 siswa perempuan diketahui mendapat perlakuan serupa.
“Hari itu juga kami turun, kami temui korban dengan orang tua. Bahkan dari anak-anak ini menyebar informasi dan kita dapatkan saksi, anak-anak ini menceritakan,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (16/8).
Dijelaskan, pelaku dalam melancarkan aksinya berdalih ketika anak-anak yang menghafalkan pancasila dipanggil satu per satu ke dalam ruang kelas. Khusus siswa perempuan pelaku menutup pintu secara rapat dan memperingatkan siswa lain supaya tidak mengintip. Kemudian dari sana bentuk pelecehannya terungkap. Bahkan berdasarkan pengakuan salah satu korban, lanjut Fitri, pelaku sempat mengeluarkan kemaluannya di hadapan yang siswa bersangkutan.
“Sering kali pada saat mengajar, meraba payudara dan kelamin. Dipeluk didudukkan dalam pangkuan dan ada salah satu anak mengatakan oknum ini mengeluarkan alat kelaminnya,” jelasnya.
Pihak sekolah sebelumnya sudah mengetahui kejadian ini pada saat empat bulan lalu terungkap kasus serupa. Namun konselor UPTD PPA dan kepala sekolah menyelesaikan persoalan ini dengan memberikan teguran pun dibuatkan berita acara agar M tidak mengulangi perbuatannya lagi.
Jika kemudian hari terulang, maka M harus dikeluarkan dari sekolah. Kendati begitu, aksi bejat ini justru terulang lagi sehingga membuat orang tua daripada siswi lainnya menjadi geram.
“Bahkan ketika kami ke sana, orang tua siswi ini sudah mau demo tapi setelah rapat komite akhirnya pelaku ini dipecat dan sudah tidak ada lagi di sekolah,” katanya.
Saat ini kasus tersebut sudah ditangani oleh Polres Lombok Utara. Pihaknya mendorong supaya pelaku bisa segera diamankan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Demikian pula informasi yang ia dapat, sejumlah saksi, korban, hingga orang tua siswa sudah dipanggil aparat untuk proses BAP. Pihaknya di dinas, akan melakukan trauma healing kepada sejumlah siswi dan siswa yang ketakutan akan adanya predator anak di lingkungan sekolah tersebut.
“Kita dorong supaya Unit PPA untuk segera menahan pelaku ini karena ada anak yang kita temukan sampai trauma dia tidak mau sekolah kalau masih ada pelaku di sana,” ucapnya.
“Kita akan turun lakukan trauma healing ini kita tetap support anak-anak supaya mereka secara mental tidak takut lagi,” imbuhnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Lombok Utara, AKP Sukadana membenarkan adanya laporan terkait pelecehan seksual tersebut. Saat ini pihaknya telah melakukan pemanggilan dan pemeriksaan kepada sejumlah saksi yang juga korban, ada sebanyak 5 saksi yang juga merupakan korban pelecehan telah memenuhi pemanggilan. Ia menerangkan jika ada beberapa korban lain yang juga akan dilakukan pemanggilan untuk dimintai keterangan.
“Betul ada laporan terkait kasus ini dan kita masih tahap lidik, masih mengumpulkan keterangan dari korban, setelah itu segera kita rumuskan langkah lanjutan untuk memanggil terduga pelaku,” terang Kasat Reskrim AKP Sukadana.
Penulis : bbn/tim
Editor : Robby
Selasa, 16 Agustus 2022
Selasa, 16 Agustus 2022
Selasa, 16 Agustus 2022
Selasa, 16 Agustus 2022
Selasa, 16 Agustus 2022
Selasa, 16 Agustus 2022
Selasa, 16 Agustus 2022
Selasa, 16 Agustus 2022
Polling Dimulai per 1 September 2022