Prosesi Ngurek di Pujawali Pura Penataran Negarasakah Lombok

beritalombok.com

Pengeremba krama Pura Negarasakah, Cakranegara, Lombok NTB, melaksanakan pujawali pada Purnama Sasih Sadha, Selasa (14/6). 

Pujawali juga dihadiri oleh Gubernur NTB, Dr Zulkieflimansyah dan didukung pengamanan dari Polsek Sandubaya tersebut melaksanakan prosesi Ngurek. 

Acara ritual sakral saat pujawali Pura Penataran Negarasakah menurut Ketua Krama Pura Penataran Negarasakah, Gusti Bagus Tode dilaksanakan 5 tahun sekali. Yakni Barat atau Ngurek mulai hari Senin tanggal 13 Juni sampai hari Rabu tanggal 15 juni 2022. 
"Secara garis besar prosesi Ngurek atau Ngunying terbagi menjadi tiga," kata Gusti Bagus Tode. 
Dijelaskan garis besar prosesi Ngurek, yang terdiri dari Nusdus, adalah merangsang para pelaku Ngurek dengan asap yang beraroma harum menyengat agar segera kerasukan. 

Masolah merupakan tahap menari dengan iringan lagu - lagu dan koor kecak atau bunyi - bunyian gamelan. Ngaluwur berarti mengembalikan pelaku Ngurek pada jati dirinya. 

Masuknya roh kedalam diri para pengurek ini ditandai oleh keadaan badan menggigil, gemetar, mengerang dan memekik. Dengan diiringi suara gending gambelan, para pengurek yang kerasukan, langsung menancapkan senjata.  Biasanya berupa keris pada bagian tubuh di atas pusar seperti dada, dahi, bahu, leher. 
Walaupun keris tersebut ditancapkan dan ditekan kuat kuat secara berulang ulang, jangankan berdarah, tergores pun tidak kulit para pengurek tersebut. Roh yang ada di dalam tubuh para pengurek ini menjaga tubuh mereka agar kebal, tidak mempan dengan senjata. 
Tradisi Ngurek pujawali pura Penataran Negarasakah yang dilaksanakan 5 tahun sekali. Dimana saat upacara mengundang roh leluhur dilakukan. Para roh diminta untuk berkenan memasuki badan orang - orang yang telah ditunjuk, dan menjadi sebuah tanda, bahwa roh - roh yang diundang telah hadir di sekitar mereka. 
Tradisi Ngurek juga dipercaya, untuk mengundang Ida Bhatara dan para Rerencangan (prajurit beliau) berkenan menerima persembahan ritual saat upacara. 
"Pengendalian melawan ego dalam diri kita sendiri. Dumogi rahayu sareng sami," jelas Gusti Bagus Tode.


Penulis : bbn/tim


 
News Lainnya
Berita Lainnya