Desa Wisata Loang Baloq, Kombinasi Bali dan Religi

beritalombok.com

Desa wisata Loang Baloq, di Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan desa yang memiliki historis panjang.

Dinamakan Loang Baloq yang dalam bahasa Indonesia artinya Lubang Buaya. Menjadi tujuan wisata religi dimana ada tiga makam tokoh ulama yang berperan penting dalam penyebaran agama Islam di Lombok pada abad 18.
Taman Loang Baloq dengan pantainya berpasir hitam, juga sebagai lokasi krama Hindu kota Mataram melaksanakan upacara keagamaan. Mulai dari upacara 'Mendak Tirta, sebagai lokasi Melasti pada saat hari raya Nyepi,  tempat melarung/nganyut usai krama Hindu melaksanakan Ngaben. 
Ketika hari raya Galungan, Pantai Loang Baloq juga diserbu krama Hindu kota Mataram menjadi lokasi persembahyangan. Menurut Juru Kunci Makam Loang Baloq, Janali, Loang dalam bahasa Sasak artinya lubang. Sedangkan Baloq artinya buyut.

”Dengan demikian, tafsir Loang Baloq itu sendiri memang lebih condong kepada lubang buaya karena di area makam tersebut terdapat banyak buaya yang memiliki lubang tempat berdiam diri. Konon, umur buaya tersebut mencapai ratusan tahun,” kata Janali. 
Karena historis tersebut pula, Desa Loang Baloq menjadi tujuan wisata religi. Di mana ada tiga yang dikeramatkan. Salah satunya makam Maulana Syekh Gauz Abdurrazaq. Yang merupakan ulama dan pendakwah agama Islam yang berasal dari Baghdad, Irak. 
Dia menyebarkan agama Islam dari Palembang lalu kemudian singgah di Lombok sekitar 18 abad yang silam. Setelah menyebarkan Islam di daerah Palembang, beliau lalu meneruskan perjalanan dakwahnya dan mendarat di pesisir pantai Ampenan.
Tidak sedikit para wisatawan berziarah dan berdoa di makam tersebut. Oleh masyarakat setempat, kunjungan para peziarah tersebut dimanfaatkan sebagai peluang usaha dengan membuat taman hiburan rakyat.

Bukan hanya itu, Desa Wisata Taman Loang Baloq memiliki pemandangan pantai yang indah yaitu Pantai Loang Baloq. 
Pantai yang kerap juga menjadi lokasi persembahyangan krama Hindu di Lombok. Dan ketika hari raya Lebaran Topat, lautan manusia juga memenuhi pantai Loang Baloq.

Sementara itu tahun ini, Kemenparekraf/Baparekraf berkolaborasi dengan mitra strategis untuk bersama mengembangkan desa wisata. Terutama 50 desa wisata terbaik. 
Desa wisata Loang Baloq yang masuk sebagai 50 desa terbaik ADWI 2022 ini, juga mendapat kesempatan menjadi peserta program pembinaan dan pengembangan desa oleh mitra Kemenparekraf yaitu Grab.  
"Kita harapkan destinasi kombinasi antara destinasi Bali dan destinasi wisata religi ini, bisa menjadi satu kesatuan, yang bisa mampu membangkitkan ekonomi kita, membuka peluang usaha, dan juga lapangan kerja,” kata Sandiaga Uno dalam keterangannya, Selasa (28/6). 
”Saya melihat kombinasi ini ada beberapa ya. Tapi ini yang paling epik. Tidak hanya dapet sunset, senja, tapi juga dapet wisata religinya. Dapet ekonomi kreatif, tapi juga ada kearifan lokalnya. Ini makamnya di dalam pohon. Dan spesial, saya baru pertama kali lihat ini. Jadi, pariwisata halal yang bisa kita angkat ke depan salah satunya juga bisa membuat travel plan yang bisa kita kembangkan untuk di Desa Wisata Loang Baloq ini,” katanya menambahkan.
Seperti halnya desa wisata yang lain, destinasi wisata di desa Loang Baloq telah memenuhi standar penilaian tim juri ADWI 2022 yang terdiri dari tujuh kategori. Yakni daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya), homestay, toilet umum, digital dan kreatif, Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE), serta kelembagaan desa. 
Lokasi Desa Wisata Taman Loang Baloq cukup strategis. Dari Lombok International Airport Praya sekitar 30 menit menggunakan mobil menuju desa tersebut.
Bicara potensi seni dan budaya, di desa ini terdapat pertunjukan Gendang Beleq yang sudah terkenal sejak dulu. Gendang Beleq menjadi alat musik tradisional kebanggaan Suku Sasak, yang biasa dimainkan secara berkelompok. 
Gendang ini terbuat dari pohon meranti yang tumbuh subur di Lombok. Gendang Beleq menghasilkan suara yang besar dan bergema. Kesenian lain yang biasa ditampilkan adalah Tari Rudat. Tarian tradisional yang juga berasal dari Suku Sasak.

Para wisatawan juga dapat berburu makanan di sentra kuliner ikan yang menyediakan olahan ikan hasil nelayan sekitar. Sementara untuk buah tangan, wisatawan bisa memilih kreasi fesyen modern dari tenun karya perajin ekraf/UMKM Kota Mataram.
Kunjungan Sandiaga ke Loang Baloq, Sabtu (25/6) lalu, merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. 
Untuk Provinsi NTB terdapat dua desa wisata yang masuk sebagai 50 besar desa wisata terbaik ADWI 2022. Program ADWI sendiri telah memasuki tahun kedua yang mengusung tema ’Kebangkitan Ekonomi untuk Indonesia Bangkit’.
Program ini diharapkan mampu mewujudkan visi Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing global, berkelanjutan, dan mampu mendorong pembangunan daerah dan mensejahterakan rakyat.
Melalui program tersebut, Kemenparekraf/Baparekraf juga dapat menjaring database desa wisata baru dari pendaftaran di website jejaring desa wisata (Jadesta).
Itu merupakan website resmi yang dikembangkan oleh Kemenparekraf. Dari data kegiatan ADWI tahun 2021 terjaring 1.831 data desa wisata yang ada di Indonesia dan target di tahun 2022 adalah 3.000 desa wisata yang terjaring, tetapi yang mendaftar juga melebihi target yaitu sekitar 3400 desa wisata.


Penulis : bbn/tim

Editor : Robby


 
Wisata Lainnya
Berita Lainnya