5 Desa di Lombok Barat Kebanjiran Karena Curah Hujan Tinggi
Lima desa di Kecamatan Kediri Lombok Barat, mengalami kebanjiran, akibat tingginya curah hujan yang turun sepanjang Sabtu (1/5), sehingga tinggi debit air sungai mengalami peningkatan.
Kapolres Lombok Barat, AKBP Bagus S. Wibowo SIK melalui Kapolsek Kediri AKP Arjuna Wijaya SIk mengatakan, banjir di Kediri yang terdampak di Desa Ombe Baru dan Desa Jagaraga Indah. Membuat warga setempat harus mengungsi.
“Diantaranya Dusun Ombe Dese, Desa Ombe Baru dan Dusun Batu Tumpeng I, Dusun Batu Tumpeng II, DusunTimur Raya Desa Jagaraga Indah,” jelas Kapolsek AKP Arjuna Wijaya.
Di lokasi lainnya, banjir juga merendam beberapa tempat di Desa Dasan Baru dan Desa Gelogor, dan Montong Are. Namun air sudah berangsur surut dan masyakat tidak sampai mengungsi.
“Tinggi air sekitar setengah meter menggenangi rumah warga serta jalan, yang diakibatkan karena curah hujan yang tinggi. Sehingga mengakibatkan air sungai di Dusun Ombe Dese dan di Dusun Batu Tumpeng meluap,” ungkapnya.
Dari hasil pemantauan sementara, perumahan warga di Dusun Ombe Dese, Desa Ombe Baru Kecamatan Kediri Kabupate Lobar yang terdampak banjir sebanyak 44 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 160 jiwa.
“Kerugian materi untuk sementara belum diketahui, namun rumah warga masih banyak yang terendam air banjir dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” kata Kapolsek Arjuna Wijaya.
Sedangkan di Desa Jagaraga Indah, perumahan warga di Dusun Batu Tumpeng I, Desa Jagaraga Indah yang terdampak banjir sebanyak 30 KK atau sekitar 90 jiwa.
Di Dusun Batu Tumpeng II yang tergenang sebanyak 35 KK atau sekitar 115 jiwa, Dusun Timur Raya yang terdampak sebanyak 60 KK atau 180 jiwa.
“Di Desa Gelogor air sudah mulai surut, kami dari Polsek Kediri bersama Banbinsa dan warga setempat, sedang fokus membersihkan lumpur sisa banjir tersebut,” terangnya.
Untuk masyarakat yang terdampak dan rumahnya masih tergenang air, sementara akan diungsikan di rumah warga atau keluarga yang tidak terdampak banjir.
Terhadap adanya bencana banjir tersebut, Forkopimcam Kediri dan BPBD turun langsung ke lokasi untuk membantu melakukan evakuasi terhadap masyarakat yang terdampak.
“Upaya yang dilakukan agar air cepat surut, yaitu menyedot air yang menggenangi rumah warga yang terkena banjir dengan menggunakan pompa air sebanyak 4 unit,” pungkasnya.
Selain membantu melakukan evakuasi, Polsek Kediri dan pihak BPBD masih disiagakan di lokasi. Untuk melakukan pengamanan dan pemantaun terkait perkembangan banjir.
Hujan deras disertai petir terjadi di beberapa wilayah NTB, pada Sabtu (1/5). Kondisi tersebut secara umum menandakan masa transisi perubahan musim hujan menuju kemarau.
“Secara umum cuaca seperti ini lazim terjadi pada masa transisi antara musim hujan ke kemarau atau sebaliknya,” ujar Prakirawan Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Zainuddin Abdul Madjid (Bizam), Joko Raharjo, Minggu (2/5).
Joko Raharjo menerangkan, berdasarkan data pengamatan pergerakan angin terdapat shearline atau perubahan mendadak pada komponen angin horizontal. Yang mengalami perlambatan di sekitar wilayah NTB. Kondisi ini mendukung terbentuknya awan hujan.
“Kondisi suhu muka yang hangat di perairan Selatan NTB atau di Samudra Indonesia, juga mendukung adanya potensi uap air yang cukup pembentuk awan hujan,” jelasnya.
Secara umum curah hujan di seluruh wilayah NTB pada dasarian III April 2021 berada pada kategori rendah. Yaitu 0-50 mm per dasarian. Di mana curah hujan tertinggi terjadi di wilayah Darek, Lombok Tengah, dengan jumlah curah hujan sebesar 21 mm per dasarian.
“Sifat hujan pada dasarian III April 2021 di seluruh wilayah NTB berada pada kategori Bawah Normal (BN),” ujar Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat, Suci Agustiarini.
Berdasarkan monitoring musim kemarau 2021 pada dasarian III April 2021, menunjukkan beberapa wilayah di NTB sudah memasuki musim kemarau. Antara lain Lombok Barat meliputi wilayah Gerung; Lombok Tengah meliputi wilayah Batukliang, Batu Nyala, Mujur; Lombok Timur meliputi wilayah Pringgabaya, Perigi, Swela; Lombok Utara meliputi wilayah Tanjung; dan Sumbawa meliputi wilayah Moyo Utara, Moyohilir, dan Terano.
Pada dasarian pertama Mei diperkirakan terdapat peluang curah hujan lebih besar dari 50 mm per dasarian sebesar 10-20 persen. Antara lain di Lombok Timur bagian utara, Lombok Barat bagian selatan, Mataram, Sumbawa Barat, Sumbawa bagian timur, Sebagian Dompu dan Bima.
Pihaknya mengimbau agar masyarakat lebih bijak menggunakan air bersih di awal musim kemarau.
“Tapi masyarakat juga perlu tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem yang bersifal lokal,” tandasnya.
Penulis : bbn/lom